Laman
Kamis, 18 Oktober 2012
Kita dan Tuhan
(Oleh : Khairumi pahlawani)
Semua orang mempunyai sahabat, teman, dan saudara untuk berbagi cerita, Seperti Niur remaja labil yang selalu menceritakan hal-hal yang pernah dialami nya pada sepupu dekatnya Hany. Kedekatan ini sudah dimulai sejak kecil. Sejak mereka sudah mengetahui bahwa mereka adalah saudara sepupu. Mereka saling terbuka, curhat, bermain bersama, berkelahi, saling marahan dll seperti hal-hal yang wajar yang biasa dilakukan oleh seorang teman. Bila dekat mereka sering berantem, bila jauh kadang ada rasa kangen. Itu tetap hal biasa selayaknya yang di lakukan kakak adik. Mereka tinggal berjauhan, sangat jauh. Tapi tetap berada dalam satu kota.
“Halo, assalamualaikum” Hany menelepon niur.
Niur pun mengangkat telepon Hany.
“Waalaikumsallam”
“Niur, besok kan udah mulai libur sekolah semester pertama nih. Kamu main kerumah aku yah, sekalian menginap aja. Ntar pas liburan semester kedua aku deh yang menginap dirumah kamu”.
“Wah ide bagus tuh, entar kita main sepeda bareng yah. Pokoknya ajak aku jalan-jalan” jawab Niur.
“Oke deh bisa di atur, aku tunggu kamu besok yah”
Hingga saat libur tiba Niur menepati janjinya, dengan rasa senang dan terburu-buru untuk menemui sepupunya itu.
“Niur, akhirnya kamu datang! Aku kangen bangeett” sambil memeluk niur
“Iya sama, aku juga kangen kamu. Pokoknya satu minggu ini aku mau bareng kamu terus deh”
Begitulah dua orang anak SMP melepas rindu. Mereka curhat, bercanda, dan tidak lupa bermain sepeda. Memang semua orang suka mengendarai sepeda sore hari, saya pun begitu.
“Ayooo ayoo ! ayo kita ngebut dong” Niur membujuk Hany yang sedang mengendarai sepeda.
“Ia sih kamu enak diboncengin, aku nya capek tau” keluh Hany.
“Syyyiiittt!!” hany mendadak mengerem sepedanya.
“Aduh! Kamu kenapa? kenapa mendadak nge-rem nya? Haus?” Niur bertanya dengan nada sedikit khawatir.
“Aku capek, kita pulang yuk, kamu gantian yang bawa sepeda nya yah”
“Hmm, iya deh yuk pulang” kata niur.
Ternyata bukan pertama kalinya Niur mendengar kata lelah dari Hany, bila lelah wajahnya terlihat pucat, kukunya berwarna biru dan badannya dingin. Pekerjaan yang agak berat sedikit pun tidak bisa Hany lakukan. Melihat keadaan ini Niur curiga, seolah-olah dia mempunyai penyakit berbahaya.
Kini tiba waktunya pulang, masa liburan mereka sudah habis. Mereka bersedih lagi karna akan lama tidak bertemu. Kini mereka melepas rindu hanya dengan rangkaian kata dari telepon.
Dengan rasa penasaran yang amat besar didalam benak Niur, ia bertanya pada orang tuanya sesampainya dirumah tentang apa yang di alami oleh Hany. Ternyata benar saja, Hany mempunyai penyakit berbahaya bukan kanker, tumor dan sejenisnya. Namun ada penyempitan pembuluh darah pada jantungnya. Hal itu sangat membuat niur tercengang mendengarnya. Apakah penyakit itu akan membahayakan Hany? Mempertarukan nyawa Hany? Hanya itu yang ada didalam pikiran niur saat itu. Ia teringat dengan seseorang yang mempunyai penyakit yang sejenis dengan Hany.
Seseorang itu adalah Bagus, yang tidak lain adalah sepupu Niur juga yang tinggal satu rumah bersamanya karna ayah Bagus telah meninggal akibat dibunuh orang yang tidak dikenal dan ibu nya seorang TKI di Negara Malaysia. 8 tahun sekali ibunya pulang dan dia mempunyai seorang kakak yang berandalan yang tidak jelas rimbanya. Sehingga Bagus tinggal bersama paman dan bibinya nya yang tidak lain adalah orang tua niur. Namun, niur dan bagus tidak seumur. Bagus lebih tua tiga tahun dibandingkan niur. Niur telah lama mengetahui kondisi Bagus. Namun, baru sekarang ia mengetahui kondisi Hany.
Tapi, Bagus tidak seperti Hany yang sedikit-sedikit terlihat lelah. Bagus pun tidak boleh melalukan pekerjaan yang berat-berat. Namun ia jarang terlihat lelah.
Ternyata setelah Niur bertanya lebih detail lagi pada orang tua nya, dia mendapatkan jawabannya. Penyakit Bagus tidak sama dengan penyakit Hany. Penyakit Hany lebih parah daripada penyakit Bagus. Bagus mengalami kebocoran jantung.
Niur sangat tidak habis fikir dengan keadaan kedua sepupunya itu. Setelah mengetahui hal itu, Niur menahan ego nya untuk menjaga perasaan kedua sepupunya itu. Dia berfikir jika ingin marah, dia berfikir jika ingin memerintah. Karna Niur takut akan keadaan kedua sepupunya itu.
***
Hari berganti hari, sekarang Niur telah memasuki sekolah menengah atas (SMA) begitu juga dengan Hany. Sekarang Bagus telah lulus SMA. Bagus sangat terlihat sehat, ia selalu berolah raga dengan sepeda yang dirangkai nya sendiri. Sekarang iya memasuki salah satu perguruan tinggi swasta di kotanya. Namun ia tidak lagi tinggal bersama Niur karna orang tua Niur tidak sanggup membiayai nya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Sekarang Bagus tinggal bersama paman dan bibinya yang lain yang lebih sanggup membiayainya ke perguruan tinggi, dia tinggal didekat rumah Niur. Berbeda dengan Hany yang semakin hari keadaanya semakin parah.
Pipi, kaki dan hampir seluruh badan hany mengalami bengkak. Kebetulan pada saat itu Niur sedang berada dirumah Hany untuk melihat keadaan nya. Ketika sedang berbincang-bincang Hany merasa mual dan tiba-tiba muntah. Bibirnya sangat terlihat pucat, dia gemetaran dan semua badannya membiru dan dingin, nafas nya sesak dan tidak bias berbicara lagi. Niur dan keluarga nya yang sedang berada disitu mengeluarkan isak tangis yang amat dalam. Tidak tega melihat keadaan Hany seperti itu. Dengan segera Hany dibawa kerumah sakit.
Sudah hampir dua bulan dia di rawat di rumah sakit.
“Hany, kamu cepat sembuh ya. Aku akan selalu mendoakan mu. Kamu harus kuat dan harus tetap bertahan” Niur memberikan dukungan kepada Hany.
“iya, insyallah aku bisa” jawab Hany terbata-bata
Ibu Hany berencana melakukan operasi. Pada saat ini lah Hany baru merasa siap. Hany pergi ke Jakarta untuk melakukan Operasi pertama, dokter memasang selang ke dalam seluruh badan Hany. Niur tak berhenti berdoa untuk kesehatan sepupunya itu. Sepulang dari melakukan operasi pertama Niur lebih terlihat sehat.
Niur dan Hany sangat bersyukur dengan keadaan ini.
Melihat keadaan hany yang membaik ini, bagus merasa ingin melakukan operasi pula. Kebetulan ibu bagus pulang dari Malaysia karena sudah bertahun-tahun tidak pulang. Sepertinya kali ini mereka sangat saling merindu. Mungkin karna Bagus sudah dewasa, dia baru merasakan kesepian karena bertahun-tahun ditinggal sang ibu. Namun ibu Bagus tidak bisa belama-lama di Indonesia karna dia sudah mempunyai suami di Malaysia. Bagus tetap menerima kenyataan itu. Pikir nya sekarang ia dapat melepas rindu dengan ibu nya. Mereka memperbincangkan masalah operasi ini, karna walaupun tidak terlihat sakit Bagus juga perlu di operasi. Namun ia harus menunggu program belajar nya selesai, ia harus menunggu wisuda dulu, sekarang ia sedang dalam proses menyusun skripsi. Baru ia siap untuk melakukan operasi.
Satu bulan berlalu.. Hany kembali lagi ke Jakarta untuk melakukan operasi kedua. Niur, bagus dan semua keluarga besar nya sangat mengharapkan keberhasilan dari operasi itu. Setelah beberapa hari menunggu kabar. Akhirnya niur mendengar kabar baik dari sepupunya itu. Hany telah berhasil di operasi. Dan keadaan nya benar-benar sangat membaik dan membawa perubahan besar.
Badan nya terlihat lebih berisi, bibir dan kuku nya tidak terlihat pucat lagi. Sekali lagi niur sangat bersyukur dengan kondisi hany sekarang ini. Tapi terpaksa hany menunda program belajar nya 1 tahun di SMA. Namun ini bukan berarti apa-apa bila dibandingkan dengan karunia yang diberikan oleh allah SWT ini.
Sekarang saat nya tinggal menunggu giliran bagus untuk melakukan operasi setelah ia lulus kuliah.
Niur merasa tenang dan sangat bangga dengan perjuangan sepupu-sepupu nya ini.
***
Mereka menjalani kegiatan sehari-hari. Niur telah menaiki kelas XII, sedangkan hany masih tinggal di kelas XI. Dan bagus tetap fokus pada skripsi yang sedang disusunya. Sepertinya ia sangat bersemangat untuk melakukan operasi dan mempunyai semangat hidup yang tinggi.
Niur bertambah sibuk sekarang karna sudah berada di kelas XII untuk mempersiapkan menghadapi UN. Sekarang dia sudah mendapatkan jam tambahan disekolahnya. Sehingga dia lebih jarang bertemu dengan Hany dan Bagus. Biasanya beberapa hari sekali Bagus sering mampir kerumah Niur untuk bersilahturahmi namun beberapa hari ini juga tidak kelihatan. Sedangkan Hany, Niur hanya bisa mendengar kabar lewat telepon.
Sepulang dari sekolah nya, Niur mendapat kabar buruk. Ia melihat papan nama yang bertuliskan “TELAH MENINGGAL DUNIA LAKI-LAKI BERUSIA 19 TAHUN BERNAMA BAGUS SETIAWAN” dengan tangis tak tertahan ia sangat tidak percaya dan terpukul.
Kabarnya, Bagus meninggal karena nafas nya sesak ketika habis berenang bersama teman-temannya di sungai dekat rumahnya. Sebelumnya ia sudah berada di rumah sakit selama 1 hari 1 malam.
Semua orang menangis. Termasuk ibu Bagus yang cepat-cepat pulang dari Malaysia untuk melihat bagus terakhir kalinya. Semua keluarga berkumpul dan dipenuhi rasa haru. Tidak ada yang perlu disesalkan. Bagus adalah orang yang baik tidak seperti kakak nya yang berandalan itu. Kakak nya memiliki sifat panjang tangan meskipun dengan keluarganya sendiri sehingga nama nya seperti dicoret dalam keluarga itu. Entah apa yang ada didalam pikirannya.
Niur benar-benar tidak mempercayai kenyataan yang sedang dialaminya. Dia sangat menyayangi sepupu nya. Dia mengingat kenangan-kenangan saat Bagus masih di asuh oleh ibunya. Bahkan ia sudah menganggap Bagus seperti kakak kandungnya sendiri, tapi apa yang terjadi. Padahal niur lebih khawatir dengan kesehatan Hany, tetapi malah Bagus yang lebih cepat di ambil tuhan.
Semua orang yang mengenal nya sangat tidak percaya.
“Kenapa harus Bagus? Kenapa dia yang baru satu hari dirumah sakit harus pergi? Sedangkan aku yang berbulan-bulan tetap hidup?” sesal Hany sambil menangis menelepon niur.
“Sudah.. sudah, kita harus ikhlas menerima kenyataan ini. Allah swt sayang dengan Bagus maka dari itu dia cepat mengambil Bagus untuk pulang. Dia sudah mati namun akan selalu hidup dihati kita. Lebih baik kita doakan agar dia tenag di alam sana” Niur menenagkan.
Mungkin tuhan memang lebih sayang kepada Bagus. Kita tidak tahu apa yang direncanakan tuhan saat ini. Kita juga harus lebih mensyukuri nikmat kesehatan yang diberi oleh allah swt.
Siapa yang menyangka? Kematian dapat mendatangi siapa saja, termasuk orang-orang terdekat dan termasuk diri kita sendiri. Kapanpun, dan dimanapun.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar